TUGAS I
Tulisan narasi adalah tulisan yang berupaya untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan tersebut.
Menurut Keraf (2000:136), ciri-ciri tulisan narasi sebagai berikut:
1. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan,
2. Dirangkai dalam urutan waktu,
3. Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
4. Adanya konflik.
Jenis-jenis tulisan narasi, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Narasi Ekspositorik (narasi teknis)
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat, tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Contoh:
Pada bulan Agustus tahun 1945, Jepang mengalam kekalahan perang Pasifik kepada sekutu, sebab pada saat itu sekutu mengebom kota Hirosima dan Nagasaki. Akibat dari bom atom tersebut menewaskan 129.000 jiwa. Akibat dari peristiwa tersebut tentara-tentara Jepang yang sedang menduduki Indonesia harus pulang ke Jepang untuk membantu mengamankan peristiwa pengeboman tersebut. Akibatnya di bumi Indonesia terjadi 'vacum of power' atau kekosongan kekuasaan. Hal ini yang ingin dimanfaatkan pemuda Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya. Kaum muda yang terdiri dari Soekarni,Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" mendesak Soekarno dan Hatta yang termasuk golongan tua mempercepat pembacaan teks proklamasi. Hal ini tidak disetujui Soekarno dan Hatta karena terlalu terburu-buru. Soekarno masih ingin mendapat pengakuan dari negara lain. Akibat dari perbedaan pendapat tersebut kaum muda menculik Soekarno dan Hatta dan diasingkan ke Rengasdengklok, yang kemudian kita kenal dengan peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melikmenggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

2. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubun kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Contoh paragraf sugestif
Ketika anak itu kelur dari tempat perbelanjaan itu dan perlahan-lahan berjalan ke arah jalanan di depan toko, tiba-tiba sebuah sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak anak tersebut. Sementara si ibu yang dari tadi membayar belanjaannya berlari ke luar toko menghampiri anaknya tersebut. Si ibu menangis histeris mendapati sekujur tubuh anaknya penuh darah dan tak sadarkan diri. Si ibu tersebut memeluk anaknya, sambil meminta tolong namun tidak ada yang peduli dan memberi bantuan. Hingga pada akhirnya anaknya harus meninggal di tempat karena kehabisan darah. Setelah anaknya meninggal barulah balai bantuan datang dari polisi, dan warga yang secara sengaja mengerumuni sebab kejadian tersebut diliput oleh para wartawan.
Komentar
Posting Komentar