rintik-rintik air mata
Hari masih belia
Mentari entah kemana?
langit tempatku mengadu kini tak biru lagi
Ia telah bermuram durja
hingga alirkan air mata
Mendung menghamba pagi
gelap gulita merajai
Belantara pencakar langit,
pohon seolah mati tergigit.
Semua takhluk mati tak bergerak
Pada hujan yang menari,
mendung yang bernyanyi.
Senyum tak tersungging lagi
di bibir yang pernah aku kenal
kembang yang ada di biji matanya telah layu
kini wajahnya ibarat rumah tak berpenghuni,
semak belukar laksana hutan rimbun.
akan ku sapu hutan,
kurajut kota,
kubuang asa-asa kering dari relung hatimu
berilah aku piala itu
akan ku petik senyumku
kusematkan di bibirmu.
kalau masih ada waktu.
Komentar
Posting Komentar