puisi

langit  tempatku berkanvas
sudah tak biru lagi
kini telah menghitam
pelangi yang turun laksana bulan jatuh ke bumi 
sudah enggan menyapaku
di di batas senja ini 
ku mengingat kenangan antara aku dan dikau
bersama irama hujan yang menari
yang menguyur rambut ini
teringatlah kita berdua 
di bawah payung hitam
ku sapu rambutmu dengan sapu tanganku


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah analisis sastra anak pada dongeng Asal Mula Telaga warna

Gambar
ANALISIS STRUKTURALISME SASTRA ANAK   DONGENG LEGENDA ( ASAL MULA  TELAGA WARNA) Dosen Pengampu :  Rolan Manurung, S.Pd., M. Si. Oleh: Kelompok 2    Radinal Sitompul                   (   16110232   )   Gemilang  Gita Prima               (   16110207   )   Lissa Lucia Lubis                     (   16110206   )   Siska Sembiring                       (   16110208   )   Evi Tamala Tarigan                  (   16110203   )   Maya Dewi Tarigan                 (   15110246   )   PROGRA...
Baca selengkapnya

TUGAS II

Gambar
Menulis Karangan Argumentasi MEROKOK? MENGUNTUNGKAN ATAU TIDAK           Dewasa ini rokok sudah merajai kehidupan bangsa. Sejak abad ke-19 para pemilik modal usaha besar telah mendirikan pabrik rokok di Indonesia, dengan tujuan untuk mendapatkan untung yang besar tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya. Hal tersebut tentunya sudah seizin pemerintah.Tingginya minat atau perilaku merokok masyarakat menyebabkan perusahaan rokot tersebut berkembang pesat tanpa harus mengalami gulung tikar atau bangkrut.           Akhirnya rokok merasuki berbagai usia mulai dari usia anak-anak , pemuda, dewasa, bahkan usia lanjut. Bagi orang yang suka merokok/ kecanduan merokok akan mengatakan dengan nada fatalis bahwa ''merokok mati, tak merokok juga mati, jadi sebaiknya  merokok. kematian yang menentukan bukan rokok melainkan takdir''.       Dari sekian banyaknya temuan-temuan akan banyaknya bahaya rokok sering menempatkan bah...
Baca selengkapnya

SEHATI ===Seputar Hari Kartini

GADIS KECIL BERKAIN SUTRA ( Karya: Radinal Sitompul ) Gundahan Hati berdentum di telinga bangsa Arak pahit kian disaji Bukan untuk dimaki tapi diperbaiki Gadis kecil berkain sutra Inangmu merindukanmu Lepaskan sutramu selempangkan katunmu Gadis kecil berkain sutra Ibumu menangisimu Dia ada dalam sekawanan kubur hatimu Dia jauh tak tertemukan Tapi dia menangis, Dia menangis dari balik kubur hatimu Gadis kecil berkain sutra Bisakah kau dengar? Dengar ini, dengar itu…………. Dengar rintihan tangisan pilu di sukma Kartini Wahai gadis kecil berkain sutra Jadilah kartini yang sesungguhnya!
Baca selengkapnya